Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

KYAI ASY’ARI (KYAI GURU)
(Dari catatan buku silsilah keluarga besar mohammad Hisyam)

            Untuk membicarakan tentang figur tokoh ulama’ besar Kyai Asy’ari atau lebih dikenal dengan Kyai Guru ini, maka orang tidak bisa melepaskan diri dari pembicaraan mengenai perkembangan agama islam dan sejarah berdirinya masjid yang pertamakali berdiri di kaliwungu.
            Banyak orang yang kurang mengetahui tentang asal usul beliau sebelum datang di kaliwungu, hanya menurut catatan lama pada KUA kabupaten Kendal yang diperoleh dari kasunanan Surakarta Hadiningrat mengenai sejarah makam-makam yang ada di desa Protomulyo kaliwungu dijelaskan bahwa Kyai Asy’ari berasal dari Mataram yang mengemban tugas untuk menyebarluaskan agama Islam. Beliau datang di Kaliwungu pada tahun 1560 M, setelah lama bermukim dan belajar agama islam di Makkah(Arab saudi), kemudian beliau menetap di Kaliwungu tepatnya di kampung Pesantren  desa krajan kulon yang sekarang ini. (pesantren asal dari kata santri).
           
Sebenarnya sebelum kedatangan beliau di kaliwungu ini, masyarakat kaliwungu telah banyak yang memeluk agama Islam yang pada waktu itu dibawa oleh SUNAN KATONG salah seorang keturunan raja Brawijaya yang terakhir dari majapahit.
            Islam yang dibawa oleh Sunan Katong ini pada dasarnya adalah baru terbatas pada bentuk lahirnya saja dalam arti baru bersifat pada pengenalan akan keesaan Tuhan (Tauhid) saja. Jadi motif penyiaran Islam ketika itu pada proses pengikisan terhadap paham atau kepercayaan Animisme, Dinamisme dan Hinduisme yang sebelum kedatangan Islam merupakan agama atau kepercayaan  masyarakat. Selanjutnya setelah sunan katong wafat,  jenazahnya dimakamkan di komplek makam protomulyo dan sampai sekarang merupakan salah satu makam yang bayak diziarahi  oleh masyarakat disamping makam Kyai guru dan lainnya.
            Kyai Asy’ ari dalam tugasnya untuk menyebarluaskan agama islam itu, kemudian membangun sebuah masjid di dekat rumah beliau yaitu di kampung Pesantren Krajan kulon sekarang ini. Masjid ini merupakan masjid yang pertama kali berdiri di kaliwungu. Kemudian karena semakin banyaknya para murid/ santri yang berguru  pada beliau Kyai Asy’ari yang bahkan pada berdatangan dari luar daerah dan tempat-tempat yang jauh, maka dibangunlah asrama-asrama pemondokan untuk para santri yang semula terbatas disekitar rumah beliau saja. Dari keadaan dan suasana inilah kemudian tempat atau kampung dimana Kyai Asy’ari mengajar dan bertempat tinggal disebut dengan kampung Pesantren yang berarti tempatnya para santri.
            Akhirnya yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa beliau Kyai Asy’ari dalam kedudukannya sebagai ulama’ dan pemimpin Islam kemudian wafat pada tanggal 8 Syawwal 1073 H, kemudian menyerahkan (mewakafkan) harta pusakanya termasuk sawahnya untuk keperluan masjid yang selanjutnya segala pengurusan dan pemeliharaan nya diserahkan dan diurusi oleh BKM atau Badan Kesejahteraan Masjid yang berada di ibukota kabupaten yakni di Kendal sesuai dengan bunyi surat keputusan menteri agama. Dan seiring dengan perkembangan peraturan sekarang sudah diserahkan kepada yayasan masjid besar Almuttaqin di Kaliwungu.
            Kyai Asy’ari atau Kyai guru wafat pada tanggal 8 syawwal 1073 H. Yang bertepatan pada tahun 1653 M setelah beberapa lama menanamkan berbagai macam amal dan ilmunya kepada masyarakat dan para santrinya . Anak cucu beliau selanjutnya yang meneruskan usahanya yang banyak tersebar di seluruh desa-desa di kaliwungu ini terutama desa Krajankulon.
(ditulis kembali oleh Moh. Abbas)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]